Sejarah Mainan

Mainan adalah benda yang digunakan untuk bermain dan paling banyak dihubungkan dengan anak-anak dan hewan peliharaan. Bermain dengan mainan sering disebut sebagai pelatihan menyenangkan mengenai kehidupan untuk seorang manusia muda. Walaupun banyak benda secara khusus di rancang sebagai mainan, sebenarnya benda apapun bisa digunakan oleh anak-anak, misalnya sendok yang dimainkan menjadi sebuah 'pesawat terbang' . Beberapa mainan diproduksi hanya untuk kebutuhan koleksi dan untuk di pajang saja.

Sejak jaman pra-sejarah, mainan sudah ditemukan, seperti boneka yang mirip anak-anak, binatang dan tentara. Mainan dan permainan secara umum sangat penting untuk kebutuhan pembelajaran mengenai dunia sekeliling kita. Anak-anak menggunakan mainan dan bermain untuk menemukan identitas diri, juga membantu tubuhnya tumbuh kuat, mempelajari sebab dan akibat, mempelajari hubungan antar individu, dan pelatihan kemampuan yang mungkin diperlukan saat dewasa nanti. Orang dewasa menggunakan mainan dan permainan untuk membentuk dan memperkuat jaringan sosial, mengajarkan, dan menggunakan untuk pelajaran bagi anak-anaknya. 

Pada dasarnya, anak-anak menggunakan apapun yang mereka temukan sebagai mainan, baik itu buah cemara, batu maupun makanan. Beberapa mainan kuno yang digali dari situs kebudayaan kuno seperti kereta kuda mainian, peluit berbentuk burung, mainan monyet diperkirakan sudah ada antara tahun 3000 - 1500 SM di lembah Indus.

 - mainan zaman romawi kuno

Awalnya mainan banyak dibuat menggunakan material seperti batu, kayu dan tanah liat. Ribuan tahun lalu, anak-anak Mesir sudah bermain dengan boneka yang memiliki wig, dan anggota tubuh yang dapat digerakkan, dibuat menggunakan batu, keramik dan kayu. Di Yunani dan Romawi kuno, anak-anak bermain dengan boneka yang terbuat dari lilin maupun tanah liat, kayu, juga memiliki mainan panah-panahan serta yo yo. Anak-anak perempuan masa Yunani kuno memiliki kebudayaan mengurbankan mainan mereka pada para dewa, pada malam pertama, para gadis (berumur sekitar 14tahun), mempersembahkan boneka mereka di kuil-kuil sebagai ritual untuk melangkah ke kedewasaan. 

Berkembangnya teknologi dan kebudayaan juga berpengaruh pada jenis mainan. Jika mainan jaman kuno dibuat dari bahan-bahan alami oleh para orang tua maupun anak-anak sendiri, maka mainan modern sudah terbuat dari plastik, kain dan bahan sintetis serta dibuat secara masal dan dijual di toko-toko. Mainan paling umum dan tertua adalah boneka. Boneka primitif yang pernah ditemukan adalah kayu yang di pahat dengan ikatan rumput. Pada awal abad 19, boneka yang dapat berkata "mama", diproduksi. Saat ini, tersedia boneka yang dapat mengenali benda, suara pemilik dan memilih mengucapkan kalimat yang sudah diprogram untuk menganggapi. Walaupun bahan pembuatan dan bagaimana mainan tersebut digunakan sudah berubah, fakta bahwa anak-anak memerlukan mainan tetap sama.

Karena mainan memiliki fungsi yang sangat penting dalam keberadaan manusia, adalah lumrah jika industri mainan memiliki dampak ekonomi yang besar. Penjualan mainan umumnya meningkat pada masa liburan terutama adanya tradisi memberi hadiah berupa mainan, seperti pada perayaan Natal, Paskah, dll. Pada tahun 2005, penjualan mainan di Amerika Serikat mencapai USD 22.9 Milyar, dan uang yang digunakan untuk kebutuhan anak-anak berusia 8 - 12 tahun saja bisa mencapai USD 221 juta per tahun.

Pembuat mainan mengubah rancangan mainan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar. Mainan saat ini menjadi lebih kompleks dengan adanya efek lampu dan suara untuk mendapatkan perhatian anak-anak yang tumbuh di dunia yang sarat dengan hiburan dari televisi dan internet. Menurut Neil Friedman, Presiden perusahaan Mattel, kunci di industri mainan adalah inovasi dan rancangan harus mampu memukau anak-anak, sementara mainan tersebut harus menyenangkan, memiliki fitur yang unik dan menyertakan teknologi terkini. Untuk menurunkan biaya, banyak produsen mainan memindahkan pabriknya ke daerah yang biaya buruhnya lebih rendah. Saat ini 75% mainan yang dijual di Amerika Serikat, diproduksi di China.
Gambir Serawak
Tag : Serba Serbi
0 Komentar untuk "Sejarah Mainan"

Back To Top