SIDNEY - Pria yang memiliki suara berat umumnya diidentikan dengan karakter maskulin, dominasi, kekuatan, dan daya tarik bagi wanita. Namun sebuah penelitian baru telah mencoret kejantanan dari daftar karakter tersebut.
Penelitian tersebut mengamati titinada suara pria, persepsi wanita terhadapnya, dan kualitas cairan semen. Penemuan pertama tidak mengejutkan, wanita menyukai pria bersuara berat, dan cenderung menganggap pria tersebut maskulin.
Namun bertentangan dengan harapan, penelitian juga mengungkap kualitas cairan semen milik pria bersuara berat, nampaknya tidak beruntung. Demikian dilansir Livescience, Selasa (3/1/2012).
Ini mengejutkan karena wanita, baik manusia maupun spesies lain, diyakini memperoleh informasi tentang kejantanan pria melalui karakter seksual sekunder, seperti kumis, jenggot dan ukuran otot. Sedangkan pada hewan, salah satu cara untuk memperoleh informasi tersebut adalah melalui warna.
Pada kasus titinada suara ini, para peneliti dari University of Western Australia menunjukkan bahwa karakter yang diidentikkan dengan dominasi dan daya tarik, mungkin diperoleh sebagai kompensasi berkurangnya kualitas sperma.
Kadar testosteron tinggi berkaitan dengan muculnya daya tarik tersebut. Tapi, meskipun testosteron berperan penting pada pembentukan sperma, dalam jumlah tinggi hormon tersebut dapat mengganggu produksi sperma.
Penelitian tim tersebut dilakukan dengan cara, merekrut 54 orang sebagai penyedia rekaman suara dan sampel air mani. Kemudian, rekaman mereka dianalisis oleh perangkat lunak, serta diberi peringkat dalam kategori daya tarik atau maskulinitas oleh 30 relawan perempuan.
Penelitian tersebut mengamati titinada suara pria, persepsi wanita terhadapnya, dan kualitas cairan semen. Penemuan pertama tidak mengejutkan, wanita menyukai pria bersuara berat, dan cenderung menganggap pria tersebut maskulin.
Namun bertentangan dengan harapan, penelitian juga mengungkap kualitas cairan semen milik pria bersuara berat, nampaknya tidak beruntung. Demikian dilansir Livescience, Selasa (3/1/2012).
Ini mengejutkan karena wanita, baik manusia maupun spesies lain, diyakini memperoleh informasi tentang kejantanan pria melalui karakter seksual sekunder, seperti kumis, jenggot dan ukuran otot. Sedangkan pada hewan, salah satu cara untuk memperoleh informasi tersebut adalah melalui warna.
Pada kasus titinada suara ini, para peneliti dari University of Western Australia menunjukkan bahwa karakter yang diidentikkan dengan dominasi dan daya tarik, mungkin diperoleh sebagai kompensasi berkurangnya kualitas sperma.
Kadar testosteron tinggi berkaitan dengan muculnya daya tarik tersebut. Tapi, meskipun testosteron berperan penting pada pembentukan sperma, dalam jumlah tinggi hormon tersebut dapat mengganggu produksi sperma.
Penelitian tim tersebut dilakukan dengan cara, merekrut 54 orang sebagai penyedia rekaman suara dan sampel air mani. Kemudian, rekaman mereka dianalisis oleh perangkat lunak, serta diberi peringkat dalam kategori daya tarik atau maskulinitas oleh 30 relawan perempuan.
Tag :
Serba Serbi
0 Komentar untuk "Pria Bersuara Berat Tidak Miliki Sperma 'Macho'"